Minggu, 20 Maret 2011

Air Rebusan Daun Sirsak

Sebulan yang lalu ketika aku sedang menstruasi di hari pertama, itu pertama kalinya aku merasakan sakit perut yang luar biasa. Dari perut sampai ke kaki semuanya terasa sangat tidak nyaman. Perut terasa panas, pegal, dan mulas. Hal itu membuatku terbaring di tempat tidur seharian dan aku tidak bisa beraktivitas. Aku menyuruh adik untuk mencarikanku obat di warung, tetapi tidak satu pun warung yang menjual obat yang kubutuhkan.
Akhirnya, ibu merebuskanku daun sirsak dan menyuruhku meminumnya. Awalnya aku tidak mau meminumnya karena ibu juga mengonsumsinya setiap hari. Dan yang aku tahu, obat herbal apapun itu yang dikonsumsi ibuku pasti rasanya pahit. Misalnya, ibu mengonsumsi buah mahkota dewa yang direbus dan jus mengkudu untuk darah tinggi. Bahkan sesekali ibu meminum jus daun pepaya yang warnanya hijau pekat dan rasanya sangat pahit. Jadi, aku pikir air rebusan daun sirsak yang warnanya cokelat itu pahit sama seperti obat herbal lainnya yang biasa dikonsumsi ibu.
"Ini minum!" perintah ibu sambil menyodorkan segelas air rebusan daun sirsak.
"Emangnya ini buat apa? Bukannya ini obat ibu?" tanyaku sambil ketakutan membayangkan betapa pahitnya air yang ada di dalam gelas itu.
"Udah diminum aja! Dikasih tau ngeyel."
Aku berubah pikiran ketika rasa mulas itu kambuh lagi. Semoga rasanya enggak pahit-pahit banget, aku berdoa dalam hati.
"Bilang tombo teko loro lungo!" kata ibu.
"Bismillah, tombo teko loro lungo," dan aku pun meminumnya.
Ternyata semua perkiraanku salah. Air rebusan daun sirsak itu tidak pahit sama sekali. Rasanya seperti teh tawar. Lalu ibu memberiku kertas dan kubaca. Ternyata aku baru mengetahui bahwa air rebusan daun sirsak itu bermanfaat menyembuhkan kanker dan kista.
"Pantesan ibu setiap hari meminumnya. Ternyata ini alasannya."
Kata dokter, ibu mengalami penebalan dinding rahim. Entah apakah itu karena ibu mau mengalami menopause atau bukan, tetapi ibuku bisa menstruasi selama sebulan dan kata dokter yang membuat lama adalah pendarahan setelah menstruasi. Kata ibu, setelah mengonsumsi air rebusan daun sirsak, darah yang keluar tidak sebanyak seperti sebelum ibu mengonsumsi air rebusan daun sirsak.
Dan ibu pun menceritakan tentang teman sekantornya yang menderita kista. Pada awalnya, teman ibuku setiap kali menstruasi mengalami sakit seperti yang kurasakan. Setelah diperiksakan ke dokter, dia divonis terkena kista. Karena aku takut ada kista bersarang di tubuhku, maka sejak saat itu aku sering mengonsumsi air rebusan daun sirsak. Dan alhamdulillah, meskipun menstruasiku bulan ini masih terasa sakit, tetapi setidaknya, tidak separah seperti menstruasi bulan lalu.